Latar Belakang
Revolusi Society 5.0 menjadi topik menarik yang selalu dibahas saat ini setelah Revolusi Industri 4.0 berhasil mengubah gaya hidup masyarakat menuju modernisasi. Bersumber pada buku berjudul “Etika dan Bisnis dalam Jurnalisme” Muhammad Badri menyampaikan bahwa, Revolusi Industri 4.0 masih berfokus pada pengembangan teknologi, sedangkan pada masa Society 5.0 sudah mulai berfokus pengembangan manusia menuju super-smart society. Hal ini mendorong tatanan sistem sosial-ekonomi yang berkelanjutan serta inklusif, dengan dukungan teknologi digital seperti analisis big data, artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan teknologi robotika. Society 5.0 menggabungkan dunia maya dan ruang fisik untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial. Tujuan Society 5.0 sendiri adalah membentuk hubungan antara teknologi dan masyarakat, dan hubungan antara individu dan masyarakat yang dimediasi oleh teknologi. Sehingga akan dihasilkan sistem yang beroprasi keseluruh masyarakat secara terintegrasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Perubahan teknologi yang cepat di sektor informasi dan komunikasi akibat dampak dari inovasi mengharuskan individu untuk mampu beradaptasi dan mengembangkan diri menjadi lebih kreatif dan inovatif serta tanggap menangkap berbagai peluang melalui pemberdayaan teknologi dan media”. Badan Pusat Statistika mencatat penggunaan internet di Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2014-2021. Didukung kondisi pandemik saat ini, menyebabkan penggunaan Internet Indonesia sampai tahun 2021 telah mencapai 202,6 juta yang mana 96,4% diantaranya adalah pengguna smartphone dalam mengases internet. Data ini menunjukan bahwa penggunaan internet Indonesia memiliki potensi menjadi bagian dari Society 5.0. Pertumbuhan penggunaan internet ini menyebabkan perubahan signifikan pada gaya hidup dan berubahnya pola konsumsi infomasi masyarakat, selain itu perkembangan platform sosial media turut mendorong munculnya para entrepreneur yang kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan peluang bisnis secara online.
Dikutip dari laman website kompasiana.com menyebutkan bahwa Inovasi teknologi biasanya berbentuk sesuatu yang baru, atau merupakan perbaikan penting baik berupa produk, proses, maupun jasa. Di era Society 5.0 media promosi digital memiliki peranan penting sehingga diperlukan sebuah kreativitas. Bill Gates mencetuskan jargon “Content is King” sejak tahun 1996. Hal ini terbukti bahwa untuk menghasilkan media yang menarik maka diperlukan juga konten yang kreatif. Eksistensi dan keberlanjutan suatu industri sangat dipengaruhi oleh inovasi teknologi yang dilakukan baik terhadap produk maupun media promosinya. Pendidikan sebagai tempat meningkatkan kompetensi untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten sehingga dapat bersaing di dunia kerja. “Tantangan di era Society 5.0 adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dan mampu mengaktulisasi diri menjadi pribadi kreatif, inovatif, berjiwa entrepreneur dan cepat beradaptasi dengan perkembangan inovasi teknologi”. Hal ini menjadi peluang bagi Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan (TGP) Politeknik Negeri Jakarta dalam melakukan inovasi teknologi dibidang cetak (grafika), teknologi kemasan, desain grafis, dan inovasi media kreatif melalui kerja sama dengan industri, akademisi, dan asosiasi. Selain itu Jurusan TGP juga mengkolaborasikan ide-ide kreatif, perkembangan teknologi, dan pengembangan media dalam Seminar Nasional Teknologi Cetak dan Media Kreatif (SEMNAS TETAMEKRAF) 2021 dengan tema
“Inovasi teknologi dan Media di Era Industri 5.0”

 

copyright all right reserved seminar nasional politeknik negeri jakarta 2021

Latar Belakang
Revolusi Society 5.0 menjadi topik menarik yang selalu dibahas saat ini setelah Revolusi Industri 4.0 berhasil mengubah gaya hidup masyarakat menuju modernisasi. Bersumber pada buku berjudul “Etika dan Bisnis dalam Jurnalisme” Muhammad Badri menyampaikan bahwa, Revolusi Industri 4.0 masih berfokus pada pengembangan teknologi, sedangkan pada masa Society 5.0 sudah mulai berfokus pengembangan manusia menuju super-smart society. Hal ini mendorong tatanan sistem sosial-ekonomi yang berkelanjutan serta inklusif, dengan dukungan teknologi digital seperti analisis big data, artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan teknologi robotika. Badan Pusat Statistika mencatat penggunaan internet di Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2014-2021. Didukung kondisi pandemik saat ini, menyebabkan penggunaan Internet Indonesia sampai tahun 2021 telah mencapai 202,6 juta yang mana 96,4% diantaranya adalah pengguna smartphone dalam mengases internet. Data ini menunjukan bahwa penggunaan internet Indonesia memiliki potensi menjadi bagian dari Society 5.0. Pertumbuhan penggunaan internet ini menyebabkan perubahan signifikan pada gaya hidup dan berubahnya pola konsumsi infomasi masyarakat, selain itu perkembangan platform sosial media turut mendorong munculnya para entrepreneur yang kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan peluang bisnis secara online. Society 5.0 menggabungkan dunia maya dan ruang fisik untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial. Tujuan Society 5.0 sendiri adalah membentuk hubungan antara teknologi dan masyarakat, dan hubungan antara individu dan masyarakat yang dimediasi oleh teknologi. Sehingga akan dihasilkan sistem yang beroprasi keseluruh masyarakat secara terintegrasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Perubahan teknologi yang cepat di sektor informasi dan komunikasi akibat dampak dari inovasi mengharuskan individu untuk mampu beradaptasi dan mengembangkan diri menjadi lebih kreatif dan inovatif serta tanggap menangkap berbagai peluang melalui pemberdayaan teknologi dan media”. Dikutip dari laman website kompasiana.com menyebutkan bahwa Inovasi teknologi biasanya berbentuk sesuatu yang baru, atau merupakan perbaikan penting baik berupa produk, proses, maupun jasa. Di era Society 5.0 media promosi digital memiliki peranan penting sehingga diperlukan sebuah kreativitas. Bill Gates mencetuskan jargon “Content is King” sejak tahun 1996. Hal ini terbukti bahwa untuk menghasilkan media yang menarik maka diperlukan juga konten yang kreatif. Eksistensi dan keberlanjutan suatu industri sangat dipengaruhi oleh inovasi teknologi yang dilakukan baik terhadap produk maupun media promosinya. Pendidikan sebagai tempat meningkatkan kompetensi untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten sehingga dapat bersaing di dunia kerja. “Tantangan di era Society 5.0 adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dan mampu mengaktulisasi diri menjadi pribadi kreatif, inovatif, berjiwa entrepreneur dan cepat beradaptasi dengan perkembangan inovasi teknologi”. Hal ini menjadi peluang bagi Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan (TGP) Politeknik Negeri Jakarta dalam melakukan inovasi teknologi dibidang cetak (grafika), teknologi kemasan, desain grafis, dan inovasi media kreatif melalui kerja sama dengan industri, akademisi, dan asosiasi. Selain itu Jurusan TGP juga mengkolaborasikan ide-ide kreatif, perkembangan teknologi, dan pengembangan media dalam Seminar Nasional Teknologi Cetak dan Media Kreatif (SEMNAS TETAMEKRAF) 2021 dengan tema “Inovasi teknologi dan Media di Era Industri 5.0”
Latar Belakang
Revolusi Society 5.0 menjadi topik menarik yang selalu dibahas saat ini setelah Revolusi Industri 4.0 berhasil mengubah gaya hidup masyarakat menuju modernisasi. Bersumber pada buku berjudul “Etika dan Bisnis dalam Jurnalisme” Muhammad Badri menyampaikan bahwa, Revolusi Industri 4.0 masih berfokus pada pengembangan teknologi, sedangkan pada masa Society 5.0 sudah mulai berfokus pengembangan manusia menuju super-smart society. Hal ini mendorong tatanan sistem sosial-ekonomi yang berkelanjutan serta inklusif, dengan dukungan teknologi digital seperti analisis big data, artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan teknologi robotika. Badan Pusat Statistika mencatat penggunaan internet di Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2014-2021. Didukung kondisi pandemik saat ini, menyebabkan penggunaan Internet Indonesia sampai tahun 2021 telah mencapai 202,6 juta yang mana 96,4% diantaranya adalah pengguna smartphone dalam mengases internet. Data ini menunjukan bahwa penggunaan internet Indonesia memiliki potensi menjadi bagian dari Society 5.0. Pertumbuhan penggunaan internet ini menyebabkan perubahan signifikan pada gaya hidup dan berubahnya pola konsumsi infomasi masyarakat, selain itu perkembangan platform sosial media turut mendorong munculnya para entrepreneur yang kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan peluang bisnis secara online. Society 5.0 menggabungkan dunia maya dan ruang fisik untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial. Tujuan Society 5.0 sendiri adalah membentuk hubungan antara teknologi dan masyarakat, dan hubungan antara individu dan masyarakat yang dimediasi oleh teknologi. Sehingga akan dihasilkan sistem yang beroprasi keseluruh masyarakat secara terintegrasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Perubahan teknologi yang cepat di sektor informasi dan komunikasi akibat dampak dari inovasi mengharuskan individu untuk mampu beradaptasi dan mengembangkan diri menjadi lebih kreatif dan inovatif serta tanggap menangkap berbagai peluang melalui pemberdayaan teknologi dan media”. Dikutip dari laman website kompasiana.com menyebutkan bahwa Inovasi teknologi biasanya berbentuk sesuatu yang baru, atau merupakan perbaikan penting baik berupa produk, proses, maupun jasa. Di era Society 5.0 media promosi digital memiliki peranan penting sehingga diperlukan sebuah kreativitas. Bill Gates mencetuskan jargon “Content is King” sejak tahun 1996. Hal ini terbukti bahwa untuk menghasilkan media yang menarik maka diperlukan juga konten yang kreatif. Eksistensi dan keberlanjutan suatu industri sangat dipengaruhi oleh inovasi teknologi yang dilakukan baik terhadap produk maupun media promosinya. Pendidikan sebagai tempat meningkatkan kompetensi untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten sehingga dapat bersaing di dunia kerja. “Tantangan di era Society 5.0 adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dan mampu mengaktulisasi diri menjadi pribadi kreatif, inovatif, berjiwa entrepreneur dan cepat beradaptasi dengan perkembangan inovasi teknologi”. Hal ini menjadi peluang bagi Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan (TGP) Politeknik Negeri Jakarta dalam melakukan inovasi teknologi dibidang cetak (grafika), teknologi kemasan, desain grafis, dan inovasi media kreatif melalui kerja sama dengan industri, akademisi, dan asosiasi. Selain itu Jurusan TGP juga mengkolaborasikan ide-ide kreatif, perkembangan teknologi, dan pengembangan media dalam Seminar Nasional Teknologi Cetak dan Media Kreatif (SEMNAS TETAMEKRAF) 2021 dengan tema “Inovasi teknologi dan Media di Era Industri 5.0”